Beberapa bulan lalu, tiba-tiba saja menemukan sebuah link yang merujuk pada AIP Online Surveys. Dengan iming-iming mendapatkan voucher yang bisa bebas dipilih, sebagai anggota PPG (Para Pemburu Gratisan), aku segera melakukan registrasi.

AIP Online Surveys merupakan portal survei yang melayani organisasi dan badan bisnis di seluruh dunia terutama di Eropa, U.S. dan Asia. AIP memberlakukan perolehan poin untuk setiap pertanyaan dalam survei yang diikuti. Setelah terakumulasi dalam jumlah yang ditentukan, poin yang disebut Epoin itulah yang kemudian bisa ditukarkan dengan berbagai voucher yang disediakan. Setelah melakukan registrasi, aku diminta untuk melengkapi data-data yang nantinya akan memengaruhi jenis survei yang akan diajukan.

halaman depan AIP Online Surveys

Berdasar pengalaman, setiap minggu aku mendapatkan 2-3 pemberitahuan survei melalui e-mail. Biasanya, survei-survei tersebut hanya membutuhkan beberapa koresponden saja, jadi ketika jumlahnya sudah memenuhi, maka survei ditutup. Kalau tak ingin kehilangan poin, saat mendapat e-mail, kita musti cepat-cepat mengikuti survei tersebut sebelum keduluan orang lain. Maklum, yang kejar setoraneh, maksudnya kejar poinkan banyak.

Setiap survei yang diikuti, rata-rata bisa menghasilkan 5 s.d 300 poin. Tapi asal tahu saja, untuk mendapatkan poin sampai 300 alias menyelesaikan survei hingga pertanyaan terakhir itu tidak mudah. Itu sih pengalamanku, nggak tau kalo orang lain. Aku seringnya mentok di pertanyaan ke-5, alhasil poin yang didapat juga 5. Mentok maksudnya bukan karena aku tak tahu jawabannya, melainkan pihak surveyor lah yang menghentikan survei, alasannya aku tidak memenuhi syarat untuk mengikuti survei mereka. Lima pertanyaan awal memang krusial, biasanya berupa pertanyaan tentang data diri kita yang nantinya bisa menentukan apakah kita bisa lanjut atau tidak.

proses penyebaran survei dari perusahaan ke perusahaan lagi

proses mendapatkan voucher gratis

Jadi, hitung sendiri saja, berapa survei yang musti diikuti agar poinnya bisa terkumpul menjadi 1000. Yup! Agar bisa ditukarkan voucher, poin yang dimiliki minimal 1000, berlaku kelipatan. Untungnya, di beberapa survei aku berhasil menembus 300 poin. Saat poinku mencapai 1000, alih-alih segera menukarkan menjadi voucher, aku justru menahannya hingga 2000 poin. Padahal, sebelumnya aku sudah begitu ngebet. Bukan tanpa alasan kalau aku menahannya. Dengan menukarkan 2000 poin, berarti voucher yang didapatkan juga bisa semakin banyak.

Pada akhir Juni lalu, poinku akhirnya mencapai 2000. Aku pun segera masuk ke halaman penukaran poin. Bingung mau ditukar voucher apa, karena pilihannya banyak: Gramedia, Matahari, Carrefour, KFC, Hoka-hoka Bento, Pizza Hut, J.CO Donuts, BreadTalk, dsb. Awalnya sempat ingin menukarnya dengan voucher Gramedia, tapi kemudian mikir, aku kan udah punya link untuk beli buku dengan harga murah. Setelah mikir (lagi) agak lama, dengan segala pertimbangan yang ada, aku memutuskan untuk menukarkannya dengan voucher Matahari. Bukan! Bukan karena saat itu jelang Lebaran, tapi lebih karena baru-baru ini aku sedang butuh jaket. Voucher-nya memang hanya 100 ribu, tapi lumayan meringankan kalau untuk beli jaket di sana.

tadaaa... voucher gratis pun diterima!

Beberapa hari sebelum Lebaran, dua lembar voucher Matahari aku terima melalui tangan Pak Pos langganan. Alhamdulillah, ternyata AIP Online Surveys memang bukan portal survei abal-abal yang suka mengumbar janji-janji palsu. Hahaha. Jelas saja, mereka bergeraknya dalam skala internasional dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Tertarik mengikuti juga? Monggo, klik link berikut ini. Selamat mengumpulkan poin! :)

***

2 comments:

Shalluvia. 2010-2024 Copyright. All rights reserved. Designed by Mesha Christina.